Sunday 23 October 2011

STRATEGI LABEL MUSIK DI TAHUN 2011

TAHUN 2011 dianggap akan lebih baik dari tahun lalu. Utamanya di sektor ekonomi. Kalau ekonomi membaik, otomatis semua sektor ikut terdongkrak. Juga dunia hiburan. Operator seluler Telkomsel misalnya, mencanangkan pemasukan 25% dari sektor RBT saja.

Begitu juga dengan XL, Indosat, 3, dan Esia. Jadi, kabar baik bagi label-label yang sekarang lebih mengutamakan pemasukan dari RBT. Lantas rencana besar apa yang akan dilakukan para label untuk menaklukan pasar musik pada 2011?

Umumnya, label-label ini lebih menggiatkan kiprah di tahun lalu. Hanya saja butuh strategi dan pendekatan baru. Kita intip saja, apa yang akan label-label musik lakukan dalam persaingan di tahun 2011.


Musica Studio's

Musica Studio's mengklaim sebagai label terbesar. Bukan saja usianya yang sudah hampir setengah abad, Oktober 2011 genap 40 tahun. Tapi di sanalah bercokol seniman-seniman besar, dari era Titiek Puspa, Ebiet G Ade, Chrisye (alm), hingga kelompok musik (eks) Peterpan. Pasukan artis yang dimiliki Musica termasuk di antaranya d'Masiv, Geisha, Kahitna, Letto, Nidji, (eks) Peterpan, Project Pop, Rafika Duri, Serieus, Vierra, dan Vina Panduwinata, merupakan modal besar untuk bersaing.

Musica yang juga merangkap sebagai manajemen artis, tentu pemasukan bukan melulu dari RBT tapi juga panggung. Harta karun Musica adalah eks Peterpan. Selain mengandalkan dari band-band, keputusan status hukum Ariel sangat berpengaruh bagi Musica. Jika Ariel dinyatakan bebas, otomatis album yang akan datang bakalan meledak di pasaran. Bahkan selama Ariel mendekam di tahanan, RBT lagu-lagu eks Peterpan ikut terdongkrak naik.

“Kami berharap persoalan Ariel segera tuntas. Kami tahu, fans Ariel sudah sangat rindu. Soal rencana Musica, tentu tetap konsen pada artis-artis yang ada selain tentu berharap pada artis-artis yang akan datang untuk berkarier lebih baik lagi,” cetus Bu Acin, pimpinan Musica.


Nagaswara

Tahun 2010, Nagaswara berhasil menggelar Nagaswara Music Awards. Event ini selain bertujuan untuk memberi apresiasi insan musik Indonesia, juga menunjukkan pada dunia bahwa Nagaswara label dengan banyak pemusik; sedikitnya 200 lebih artis tercatat di Nagaswara. Nagaswara punya pasukan pencetak RBT, sebut saja Wali, Sinjo (Sinta-Jojo), Kerispatih, MahaDewi, Zivilia, T2, Ruth Sahanaya, Lucky Laki, Radja, dan lain-lan.

Hingga kini, prestasi kelompok musik Wali belum ada yang menumbangkan, sebagai band dengan unduhan RBT terbanyak. Penjualan dalam bentuk CD/kaset tetap penting. Kalau beli RBT, yang mendengarkan orang lain. Nah, kalau mau mendengarkan musik untuk sendiri, salah satu caranya dengan membeli kaset/CD. Walau mengunduh lewat internet sekarang lebih mudah, tetap saja ada yang belum puas jika belum memiliki CD-nya. Karena itu, Rahayu Kartawiguna, bos Nagaswara, berharap pemerintah sungguh-sungguh dalam memberantas pembajakan.


Aquarius Musikindo

Tahun 2011, Aquarius ingin merajai RBT. Mungkin Aquarius tidak memiliki artis sebanyak label lain. Tapi artis mereka, mempunyai kompetensi yang luar biasa. Dengan pasukan artis seperti Agnes Monica, Melly Goeslaw, Once Mekel, Bunga Citra Lestari, Opick, Potret, Ari Lasso, J-Rocks, Pas Band, Rezza, dan Tere, Aquarius punya kans bisa menjuarai pasar RBT. Ada jurus jitu yang dilakukan Aquarius, yaitu menjadikan lagu-lagu artis mereka soundtrack film.


Swara Dewa Naga

Ini label murni milik Ahmad Dhani. Label ini khusus untuk mengorbitkan artis-artis yang berada di bawah Republik Cinta Management. Bercokol beberapa artis yang bisa dibilang cukup kontroversial. Sebut saja Mulan Jameela, The Virgin, The Rock, Triad, Dewi Perssik, dan lain-lain. Apa kejutan besar di tahun 2011. “Mulan Jemeela pada Maret 2011 akan merilis dua album sekaligus. Tentu itu akan menjadi berita menarik. Media pasti akan secara khusus menyoroti bentuk perut Mulan. Apakah besar atau kecil. Apakah ada tanda-tanda pernah hamil atau tidak. Pokoknya tunggu saja di bulan Maret,” ungkap Dhani. Selain itu, Januari ini Dhani akan bertolak ke Inggris untuk rekaman.


Sony Music Indonesia

Walau kalah gaung dengan label lain, Sony Music Indonesia tidak benar-benar tiarap. Sony Music masih memiliki amunisi artis yang cukup eksis. Jan Djuhana, Artist and Repertoire Senior Director, sebagai salah satu motor penting Sony Music Indonesia, tetap memiliki langkah-langkah strategis untuk membuat gebrakan di tahun 2011. Selain perolehan RBT cukup tinggi, Sony punya Pasto, Dua Maia, Cokelat, Padi, Pinkan Mambo, Sheila on 7, Gita Gutawa, dan lain-lain. Bulan depan diharapkan band-band papan atas Sony akan bangkit kembali. Setidaknya hingga Februari 2011, seperti kebangkit Padi yang lama vakum.


Falcon Music

Falcon Music baru berumur tiga tahun, tapi telah eksis. Dengan strategi lebih mengutamakan kualitas terbukti Falcon dapat bersaing dengan label-label lain. Lewat 1000 Band United (IBU) yang digelar pada 17-19 Desember lalu yang konon menghabiskan biaya sebesar 7 miliar rupiah, Falcon melalui Falcon Cares juga menggalang artis-artis dari label lain untuk sama-sama berkontribusi kepada bangsa Indonesia.

IBU akan menjadi event tahunan. Sementara rencana di 2011, Falcon bakal mengeluarkan seluruh artis simpanan dan andalan. Setidaknya lebih dari 5 band baru dan penyanyi solo yang bakal di-launching di tahun 2011, sebut saja Sinopsis, Surga, d'Neval, Winda, Nebtunues, D Not 7, Farid (putra Mbah Surip-red), dan lain-lain. Selain konsentrasi pada musik, lewat Falcon Picture juga segera merilis sedikitnya dua judul film. Jika tidak ada aral melintang, Falcon juga segera membuat video klip untuk Rhoma Irama di Taj Mahal, India. Saat syuting video klip “Azza” di Mesir, Falcon merogoh kocek hingga Rp 5 miliar.


Trinity Optima

Trinity Optima menjadi bahan pembicaraan lewat kelompok musik D'Bagindas dengan singel “C.I.N.T.A”. Lagu itu sepertinya sederhana. Tapi tidak sederhana dalam perolehan RBT. Hadirnya D'Bagindas makin memperkokoh posisi Trinity. Apalagi Trinity punya pasukan artis yang sangat produktif, seperti ST 12, Anang, Ungu, Sherina, Charly’s Angels, Flanella, dan Naff.

Trinity yakin, dengan strategi yang matang para artis lebih memilih Trinty. Adanya perlindungan hukum untuk melindungi kepentingan komposer, pemantauan dan pengawasan pemakaian lagu dari pihak ketiga, laporan dan penagihan sesuai dengan kondisi perjanjian, dan jaringan bisnis yang luas sebagai sebuah lembaga yang terintegrasi menjadi kelebihan Trinity dibanding label lain. Kejelian menangkap fenomena juga dimiliki Trinity. Masih ingat lagu “Kucing Garong”?


Seven Music

Sebagai label, Seven Music kalah terkenal dengan artisnya. Seven Music terangkat saat sukses mengorbitkan duet fenomenal, Anang-Syahrini. Saking terkenalnya, sampai-sampai tak banyak yang tahu label di belakang mereka. Inilah salah satu trik dari manajemen Seven Music. Label boleh tak terkenal, yang penting artisnya sangat terkenal. Sukses Anang-Syahrini segera disusul dengan duet Anang-Aurel.


SOURCE : Tabloidbintang.com

No comments:

Post a Comment